Warga Desa Tumbang Mangkutup Keluhkan Pasokan Sembako

Diupdate pada 20 Maret, 2025 5:11

Tayang Kamis, (20/03/2025)
Kuala Kapuas-Borneoindonesianews.com,- Warga di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalteng, mengeluhkan kesulitan mendapatkan sembilan bahan pokok untuk kebutuhan masyarakat di desa.

“Kami mulai kebingungan kalau pemerintah daerah tidak melakukan operasi pasar seperti di kabupaten induk dikhawatirkan terjadi gejolak sosial,” ucap salah seorang warga desa tumbang mangkutup, Sendi. Kamis (20/3/2025).

Ia bersama warga di desa mulai kesulitan untuk mendapatkan bahan pokok seperti beras dan lainnya.

Hal ini terjadi karena pasokan bahan pokok yang selama ini disuplai oleh pedagang dari Kalimantan Selatan terhenti menjelang idul Fitri. Bahkan tak hanya itu saja, akses darat yang terputus oleh banjir, tentu menjadi penyebab utama,” katanya.

Apalagi para pedagang yang biasa memasok kebutuhan di desa sudah tidak lagi menyuplai barang, sehingga kios-kios kecil di desa mengalami kekosongan stok sembako. Ditambah lagi banjir membuat akses darat terputus, menyebabkan suplai dari luar semakin sulit,” ujarnya.

Dijelaskannya, kondisi ini tidak hanya terjadi di Tumbang Mangkutup tetapi juga di desa-desa lain, di wilayah kecamatan mantangai.

Selain itu, warga yang ingin membeli bahan pokok di pasar kecamatan harus menghadapi biaya transportasi yang mahal dan tidak sebanding dengan jumlah barang yang dibeli.

“Kalau warga harus ke pasar di ibu kota kecamatan, biaya perjalanannya lebih besar dari barang yang dibeli. Hal ini tentunya sangat memberatkan warga, terutama menjelang lebaran,” ujarnya.

Untuk itu, kami masyarakat desa tumbang mangkutup membutuhkan dukungan pemerintah daerah dan instansi terkait terutama dalam hal penyediaan pasokan sembako.

“Kami juga berharap ada bantuan dari pemerintah daerah untuk memastikan suplai sembako tetap ada. Jika tidak ada solusi cepat, warga akan semakin kesulitan menjelang hari raya ini,” harapnya.

“Jadi, sekali lagi kami berharap pemerintah daerah merespon keluhan masyarakat desa pelosok dengan kesulitan mendapatkan sembilan bahan pokok,” pungkasnya.

(Agus)

Editor Utama : Robet T. Silun

Bagikan via:

Berita Milik BorneoIndonesiaNews