Diupdate pada 22 Agustus, 2023 7:10
Tayang Selasa,(22/08/2023)
Kuala Pembuang-Borneoindonesianews.com,-Dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang difasilitasi Oleh PT. Baratama Putra Perkasa (PT. BPP) dan Pelatihan Budidaya Ikan Keramba Apung Desa Pematang Limau.
Turut hadir perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Seruyan , Perwakilan Kecamatan Seruyan Hilir, Badan Riset dan Inovasi Nasional(BRIN), PT. Baratama Putra Perkasa ( PT. BPP) sebagai Inisiator , Dosen Politeknik Seruyan, Pendamping Desa, PPL Perikanan Desa Pematang Limau, Babinsa Desa Pematang Limau.
Bertempat di Balai Desa Pematang Limau Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan – 22 Agustus 2023 09:00 Wib s.d Selesai.
Hendri-perwakilan Dinas Perikanan sekaligus yang membuka acara kegiatan tersebut berharap kepada para peserta agar dapat memperhatikan dengan seksama penjelasan yang akan di sampaikan, karena hal ini sangat penting bagi keberhasilan budidaya perikanan di Desa Pematang Limau.
Syahroni- Kepala Desa Pematang Limau, mengucapkan rasa terimakasih kepada PT. Baratama Putra Perkasa (PT. BPP) bisa menjadi inisiator kegiatan dan berharap juga dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi sarana transfer ilmu dan teknologi kepada para kelompok tani perikanan.
Oka- perwakilan dari PT. Baratama Putra Perkasa (PT.BPP) Sangat bahagia atas terlaksananya kegiatan ini, sesuai izin PT. Baratam Putra Perkasa (PT. BPP) yang 100 % ( Seratus Persen) berada di wilayah Administrasi Desa Pematang Limau. PT. Baratama Putra Perkasa (PT.BPP) bermitra dengan Group APP di Jakarta yang bekerjasama di beberapa provinsi yaitu Jambi dan Riau. Melihat potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di daerah Desa sekitar izin perusahaan dan bisa melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan memaksimalkan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada yaitu, budidaya pembibitan ikan, mengolah Pakan oleh petani, diversifikasi sawah dengan sistem Mina Padi atau budidaya ikan di lahan sawah.
Ini adalah merupakan tahap awal kerjasama yaitu proses Assessment/ survey potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) dan mencari sumber informasi langsung kepada masyarakat sebagai pembudidaya Ikan , kemudian di jadikan program dengan menggandeng pihak Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN).
Berharap juga agar dinas terkait dan Politeknik Seruyan bisa memberikan masukan dan mengawal kegiatan petani ikan keramba. Hal itu sudah di lakukan oleh beberapa orang petani yaitu Pak Misliadi dan Ibu Nirwana yaitu membuat kolam darat untuk pembibitan benih ikan yaitu ikan Nila.
Otong Zainal Arifin- perwakilan Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sedang menjajaki kerjasama dengan Wira Karya Sakti ( WKS) Sinarmas Group di Jambi, dan sudah melakukan diskusi via Zoom dengan Oka terkait pembahasan program budidaya perikanan. Dengan jarak tempuh yang jauh dari asal benih dan pakan kelokasi budidaya perikanan yang di datangkan dari pulau Jawa.
Menurutnya solusi terkait bahan baku untuk pakan juga sangat luar biasa di daerah Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan yang berada di dekat laut , yaitu bahan ikan laut yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi.
Kondisi lingkungan nya juga yang terpengaruh dengan kondisi air yang pasang surut juga menjadi catatan kami. Ketersediaan benih, pakan dan lingkungan menjadi dasar mempengaruhi terhadap keberhasilan pembudidaya.
Berharap program ini bisa berjalan dengan baik agar 3 (tiga) tahun kedepan bisa menjadi Ikan Nila dari Desa Pematang Limau Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan.
Misliadi- pembudidaya ikan dari kelompok perikanan “Uluh Malauk”
berbagi pengalaman bahwa selama membudidayakan ikan Nila banyak tantangannya yaitu , benih ikan yang tingkat kematian yang bisa mencapai 60% ( Persen), dan harga pakan yang cukup tinggi sehingga memerlukan biaya modal yang besar.
Misliadi, menambahkan bahwa saat ini sedang membuat pakan sendiri dengan bahan baku ikan rucah, dedak dan beberapa campuran bahan lainnya.
Nirwana- pembudidaya kelompok perikanan “Kali Seruyan” sejak tahun 2016 menyampaikan pengalaman bahwa pernah membudidayakan benih Ikan Ikan dari Bogor, Palangkaraya,Banjarbaru. Saat ini saya membuat kolam beton dan memasukkan benih ikan Nila dari Bogor sebanyak 20 ribu ekor tapi akhirnya mati, kemudian yang menjadi kendala yaitu harga pakan yang lumayan mahal sehingga terasa berat bagi kami. Bahkan kami saat ini masih memiliki utang di Bank.
Abdurrahman- pembudidaya kelompok perikanan Kali Seruyan yang saya alami selama budidaya ikan nila hampir sama dengan ibu Nirwana, benih ikan yang di jual seringkali tidak sesuai pesanan yaitu jumlah yang datang, bahkan ikan liar yang masuk kedalam keramba bisa beradaptasi dan hidup bahkan sampai bisa dipanen seperti ikan baung.
Fina- Dosen Politeknik sudah ada kerjasama dengan Pemdes Pematang Limau pada tahun 2021, kami kaget dengan kondisi tingkat kematian budidaya ikan. Kami nanti akan fokus ke desa pematang limau, karena pada saat ini kami terkait pengabdian kami di Pemerintah Desa Pematang Limau.
Sumarni, perwakilan Dinas Perikanan
wacana akan melakukan pendampingan dan pengumpulan pembudidaya pakan mandiri, untuk program dinas perikanan kedepan belum ada.
Fadli, perwakilan dari Dinas Perikanan Kegiatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini dalam program apa kepada kelompok perikanan masyarakat Desa Pematang Limau..? Kami dinas perikanan siap mengawal dan memfasilitasi tempat kegiatan berikutnya.
Syahroni, Kades mengharap dengan hadirnya pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar bisa memberikan manfaat bagi para kelompok perikanan Desa Pematang Limau.
Harapan juga di sampaikan kepada Dinas Perikanan serta Politeknik Seruyan dapat mengawal proses ini dari hulu sampai hilirisasinya. Agar pelaku usaha kelompok tani perikanan keramba Desa Pematang Limau bisa menjadi penyuplai kebutuhan pasar di Desa Pematang Limau khususnya dan Kabupaten Seruyan pada umumnya.
( Rija’el/Kabiro Seruyan)